Posted by media itsar | Posted in SMP 2 (KRM MIftahul Huda)
Pernah kalbu menjerit perih
Dalam suasana raga penuh logika
Di mana kekuasaan angkuh bertahta di mimpi sang penyair
Cahaya megah itu datang
Bawa partikel yang kemilauan
Hangat dan bersinar
Aku tak terganggu dengannya
Aku tak merasa kepanasan olehnya
Aku tak merasa silau karenanya
Sebab aku mengharapkannya
tuk slalu ada sepanjang hayatku
Agar ku slalu mengingat maut berada di hadapanku
(puisi oleh : Adri Nur Muhammad)
Dimulai dengan sebuah keluhan dari seorang sahabat. Ketika beliau menyadari telah melakukan sebuah khilaf dan kesalahan kecil berupa terpelesetnya lidah untuk mengatakan sesuatu yang bathil. Setelah itu, langsunglah tuh bocah beristighfar seraya berandai-andai..
“Wah euy, sigana mun Rasulullah SAW aya digigireun urang, urang geus moal ngomong lah, sieun salah, ngomong ge pasti mikir-mikir heula. (Wah, sepertinya kalo ada Rasulullah SAW, saya udah gak akan bicara lah, takut salah, bicara juga pastinya dipikir-pikir dulu)”
Dari situ saya langsung sedikit mikir.. Eh, iya juga yah, beliau yang berakhlak mulia, perangainya terjaga, lisannya senantiasa menyolek sanubari seseorang dengan nasihat lembutnya, kepalan tangan yang selalu terangkat ketika kafir menentang Allah, dan segala sesuatu keindahan akhlaknya yang menghiasi dan mencahayai seluruh alam, ketika seonggok jasad pemilik sifat-sifat tersebut, Rasulullah SAW hadir di sebelah kita. Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh beliau untuk memperindah diri kita, yang udah bejibun gundukan dosanya. Jangankan seorang yang berdosa besar dan bejibun, untuk selalu tersenyum pun Rasulullah menasehati sahabatnya.
Andai beliau ada di sebelah kita, andai beliau ada disini.. Ketika kita lupa tersenyum pada orang lain, mungkin dengan diawali senyuman yang manis beliau langsung menasihati kita. Ketika kita lupa membaca bismillah sebelum melakukan sesuatu, mungkin diawali dengan basmalah yang lembut beliau menasihati kita, ketika kita membutuhkan nasihat dari beliau dan menyapa dengan salam, mungkin beliau sudah membalikkan segenap badannya untuk menghadap kita dan menjawab salam dengan do’a yang lebih panjang lantas melanjutkan dengan nasihat pas yang kita butuhkan. Subhanallah.. betapa mulia dan indahnya perangai beliau.
Sehingga sekali lagi, ketika beliau berada di dekat kita.. bayangkan, seindah apa akhlak kita yang akan beliau bentuk atas izin Tuhannya yang mencintainya. Sejauh apa akhlak kita dari kesalahan-kesalahan ketika beliau senantiasa menyertai kita. Sekuat apa iman kita ketika beliau selalu membayangi setiap langkah dan kemajuan amalan kita. Bayangkan juga beliau yang mencetak Abu Bakar yang kemuliaannya amatlah tinggi, tak lupa juga mencetak Umar ibn Al Khathab, yang amalannya laksana jumlah gemintang di atap langit yang luas..
“Kayaknya mulut saya bakal terkunci, dari perkataan yang sia-sia dan menimbulkan dosa, langkah saya bakal terhenti, dari tujuan-tujuan yang sia-sia dan menimbulkan dosa, tangan saya bakal kembali mengepal teguh, ketika menjumpai perkerjaan-pekerjaan yang sia-sia dan menimbulkan dosa.”
Disini saya mulai berpikir ulang, sahabat. Sementara kita banyak mengungkapkan akan akhlak-akhlak kita nanti jika kita berada di samping Rasulullah SAW, beserta Rasulullah SAW, berdampingan dengan Rasulullah SAW, kita banyak memikirkan bahwa mulut kita bakal terkunci, langkah kita bakal terhenti, tangan kita bakal mengepal kembali ketika pekerjaan sia-sia dan dosa menanti. Lantas, apa yang membuat Rasulullah SAW terjaga akhlaknya. Apa mungkin beliau pernah mengungkapkan, andai saya dekat dengan si A si B saja baru akhlak saya akan terus terpacu. Kalau begitu, kenapa beliau akhlaknya tak pernah sekalipun menurun?
Ternyata ada yang membuat Rasulullah SAW senantiasa meningkatkan akhlaknya. Senantiasa menjaga grafik keimanannya. Ingat Rasulullah SAW juga adalah seorang manusia, yang diberikan hawa nafsu kedalam jiwanya. Tapi apa, siapa dan bagaimana hawa nafsu, akhlak, iman dan amal beliau bisa selalu terjaga?
Dan satu jawabannya. Hampir sama dengan keluhan kita yang akan berakhlak baik jikalau kita dekat dengan Rasulullah SAW.
Jawaban beliau yaitu, bahwa beliau akan senantiasa terjaga amalannya ketika beliau dekat dengan kekasihnya dan beberapa teman dekatnya. Beliau akan senantiasa menempa iman, meruncingkan akidah, mengasah akhlak, dan membangun takwa ketika ia dekat dengan kekasihnya yaitu Allah SWT, dan beberapa teman dekatnya yaitu Rakib dan Atid. “Sang penulis skor” amalan-amalan yang kita lakukan. Monitor tercanggih yang pernah ada.
Dan pada akhirnya sahabat, ketika kita ingin dekat dengan Rasulullah SAW untuk keindahan amalan-amalan serta akhlak kita, maka lihatlah juga, ternyata ada yang membuat Rasulullah SAW begitu indah dan luar biasa amalannya, yang sama-sama kita miliki, yaitu penjaga-penjaga yang tak pernah luput sedetik pun dengan segala aktifitas dan pekerjaan kita, Dialah Allah SWT dan kedua malaikat pencatat, Rakib dan Atid.
Ini yang sering tak kita sadari, Kita meminta Rasulullah SAW yang sudah wafat untuk hadir kembali ke hadapan kita demi akhlak kita yang baik, sementara Allah dan kedua malaikat penjaga sering kita abaikan keberadaannya, padahal Mereka lho, yang membuat akhlak Rasulullah SAW selalu terjaga.
Sekali lagi inget, Rasulullah SAW mah cukup dicintai dengan senantiasa menyampaikan salam padanya dan dirikanlah sunnahnya. Masalah supaya akhlak kita bagus mah jangan minta yang aneh-aneh supaya Rasulullah SAW selalu hadir dan menegur kita ketika kita berbuat salah. Cukuplah tegur diri sendiri dengan mengingat Allah dan menyadari bahwa ada a couple of monitor pengintai kita, yang bernama Rakib dan Atid yang selalu merekam setiap kejadian, tindakan dan amalan pada diri kita.
So, inget, ada Allah, kemudian ciptaanNya, Rakib dan Atid. Coba jadikanlah Allah dan kedua utusannya Rakib dan Atid ini yang bisa membuat kita menjadi seseorang yang terjaga iman serta akhlaknya. Karena inilah juga yang membuat Rasulullah SAW dapat selalu menjaga iman serta akhlaknya yang begitu mulia.
Tuhan-mu lebih Mengetahui tentang kamu. Jika Dia Menghendaki, niscaya Dia akan Memberi rahmat kepadamu, dan jika Dia Menghendaki, pasti Dia akan Mengazabmu. Dan Kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi penjaga bagi mereka. (QS Al-Isra : 54)
Ghazi Azhari S
Bandung, 30 April 2010 (21:40)
Dalam suasana raga penuh logika
Di mana kekuasaan angkuh bertahta di mimpi sang penyair
Cahaya megah itu datang
Bawa partikel yang kemilauan
Hangat dan bersinar
Aku tak terganggu dengannya
Aku tak merasa kepanasan olehnya
Aku tak merasa silau karenanya
Sebab aku mengharapkannya
tuk slalu ada sepanjang hayatku
Agar ku slalu mengingat maut berada di hadapanku
(puisi oleh : Adri Nur Muhammad)
Dimulai dengan sebuah keluhan dari seorang sahabat. Ketika beliau menyadari telah melakukan sebuah khilaf dan kesalahan kecil berupa terpelesetnya lidah untuk mengatakan sesuatu yang bathil. Setelah itu, langsunglah tuh bocah beristighfar seraya berandai-andai..
“Wah euy, sigana mun Rasulullah SAW aya digigireun urang, urang geus moal ngomong lah, sieun salah, ngomong ge pasti mikir-mikir heula. (Wah, sepertinya kalo ada Rasulullah SAW, saya udah gak akan bicara lah, takut salah, bicara juga pastinya dipikir-pikir dulu)”
Dari situ saya langsung sedikit mikir.. Eh, iya juga yah, beliau yang berakhlak mulia, perangainya terjaga, lisannya senantiasa menyolek sanubari seseorang dengan nasihat lembutnya, kepalan tangan yang selalu terangkat ketika kafir menentang Allah, dan segala sesuatu keindahan akhlaknya yang menghiasi dan mencahayai seluruh alam, ketika seonggok jasad pemilik sifat-sifat tersebut, Rasulullah SAW hadir di sebelah kita. Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh beliau untuk memperindah diri kita, yang udah bejibun gundukan dosanya. Jangankan seorang yang berdosa besar dan bejibun, untuk selalu tersenyum pun Rasulullah menasehati sahabatnya.
Andai beliau ada di sebelah kita, andai beliau ada disini.. Ketika kita lupa tersenyum pada orang lain, mungkin dengan diawali senyuman yang manis beliau langsung menasihati kita. Ketika kita lupa membaca bismillah sebelum melakukan sesuatu, mungkin diawali dengan basmalah yang lembut beliau menasihati kita, ketika kita membutuhkan nasihat dari beliau dan menyapa dengan salam, mungkin beliau sudah membalikkan segenap badannya untuk menghadap kita dan menjawab salam dengan do’a yang lebih panjang lantas melanjutkan dengan nasihat pas yang kita butuhkan. Subhanallah.. betapa mulia dan indahnya perangai beliau.
Sehingga sekali lagi, ketika beliau berada di dekat kita.. bayangkan, seindah apa akhlak kita yang akan beliau bentuk atas izin Tuhannya yang mencintainya. Sejauh apa akhlak kita dari kesalahan-kesalahan ketika beliau senantiasa menyertai kita. Sekuat apa iman kita ketika beliau selalu membayangi setiap langkah dan kemajuan amalan kita. Bayangkan juga beliau yang mencetak Abu Bakar yang kemuliaannya amatlah tinggi, tak lupa juga mencetak Umar ibn Al Khathab, yang amalannya laksana jumlah gemintang di atap langit yang luas..
“Kayaknya mulut saya bakal terkunci, dari perkataan yang sia-sia dan menimbulkan dosa, langkah saya bakal terhenti, dari tujuan-tujuan yang sia-sia dan menimbulkan dosa, tangan saya bakal kembali mengepal teguh, ketika menjumpai perkerjaan-pekerjaan yang sia-sia dan menimbulkan dosa.”
Disini saya mulai berpikir ulang, sahabat. Sementara kita banyak mengungkapkan akan akhlak-akhlak kita nanti jika kita berada di samping Rasulullah SAW, beserta Rasulullah SAW, berdampingan dengan Rasulullah SAW, kita banyak memikirkan bahwa mulut kita bakal terkunci, langkah kita bakal terhenti, tangan kita bakal mengepal kembali ketika pekerjaan sia-sia dan dosa menanti. Lantas, apa yang membuat Rasulullah SAW terjaga akhlaknya. Apa mungkin beliau pernah mengungkapkan, andai saya dekat dengan si A si B saja baru akhlak saya akan terus terpacu. Kalau begitu, kenapa beliau akhlaknya tak pernah sekalipun menurun?
Ternyata ada yang membuat Rasulullah SAW senantiasa meningkatkan akhlaknya. Senantiasa menjaga grafik keimanannya. Ingat Rasulullah SAW juga adalah seorang manusia, yang diberikan hawa nafsu kedalam jiwanya. Tapi apa, siapa dan bagaimana hawa nafsu, akhlak, iman dan amal beliau bisa selalu terjaga?
Dan satu jawabannya. Hampir sama dengan keluhan kita yang akan berakhlak baik jikalau kita dekat dengan Rasulullah SAW.
Jawaban beliau yaitu, bahwa beliau akan senantiasa terjaga amalannya ketika beliau dekat dengan kekasihnya dan beberapa teman dekatnya. Beliau akan senantiasa menempa iman, meruncingkan akidah, mengasah akhlak, dan membangun takwa ketika ia dekat dengan kekasihnya yaitu Allah SWT, dan beberapa teman dekatnya yaitu Rakib dan Atid. “Sang penulis skor” amalan-amalan yang kita lakukan. Monitor tercanggih yang pernah ada.
Dan pada akhirnya sahabat, ketika kita ingin dekat dengan Rasulullah SAW untuk keindahan amalan-amalan serta akhlak kita, maka lihatlah juga, ternyata ada yang membuat Rasulullah SAW begitu indah dan luar biasa amalannya, yang sama-sama kita miliki, yaitu penjaga-penjaga yang tak pernah luput sedetik pun dengan segala aktifitas dan pekerjaan kita, Dialah Allah SWT dan kedua malaikat pencatat, Rakib dan Atid.
Ini yang sering tak kita sadari, Kita meminta Rasulullah SAW yang sudah wafat untuk hadir kembali ke hadapan kita demi akhlak kita yang baik, sementara Allah dan kedua malaikat penjaga sering kita abaikan keberadaannya, padahal Mereka lho, yang membuat akhlak Rasulullah SAW selalu terjaga.
Sekali lagi inget, Rasulullah SAW mah cukup dicintai dengan senantiasa menyampaikan salam padanya dan dirikanlah sunnahnya. Masalah supaya akhlak kita bagus mah jangan minta yang aneh-aneh supaya Rasulullah SAW selalu hadir dan menegur kita ketika kita berbuat salah. Cukuplah tegur diri sendiri dengan mengingat Allah dan menyadari bahwa ada a couple of monitor pengintai kita, yang bernama Rakib dan Atid yang selalu merekam setiap kejadian, tindakan dan amalan pada diri kita.
So, inget, ada Allah, kemudian ciptaanNya, Rakib dan Atid. Coba jadikanlah Allah dan kedua utusannya Rakib dan Atid ini yang bisa membuat kita menjadi seseorang yang terjaga iman serta akhlaknya. Karena inilah juga yang membuat Rasulullah SAW dapat selalu menjaga iman serta akhlaknya yang begitu mulia.
Tuhan-mu lebih Mengetahui tentang kamu. Jika Dia Menghendaki, niscaya Dia akan Memberi rahmat kepadamu, dan jika Dia Menghendaki, pasti Dia akan Mengazabmu. Dan Kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi penjaga bagi mereka. (QS Al-Isra : 54)
Ghazi Azhari S
Bandung, 30 April 2010 (21:40)
Comments (0)
Posting Komentar
Berikan komentar anda disini JIKA Facebook Comment System tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada pilihan [Beri komentar sebagai] Pilih "Name/Url" jika ingin berkomentar dengan mencantumkan nama anda.