Posted by media itsar | Posted in SMP 11 (Kamus 11)
"De, tolong ambilin buku diatas"
"De, tolong jemurin baju sekarang"
"De, cuciin piring yah"
"De, panggilin teteh dong diatas"
(dan berbagai permintaan yang sudah tak asing lagi bagi kita, hhe)
Hmm, pasti sahabat pernah disuruh untuk melakukan sesuatu. Namun apa yang ada di fikiran sahabat? Apakah sahabat akan mengatakan "nanti ah" (bari ga jadi), "tunggu dulu" (bari ga dikerjain), bahkan mengatakan "sama yang lain aja atuh" (yang ini udah bener2 ga jadi), atau "Baik, akan kulaksanakan sekarang juga"
Nah, inilah yang akan kita bahas di note ini.
Yuk, kita mulai!
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Dulu, pernah nih klo disuruh suka di ‘nanti2in’, dengan banyak alasan untuk menunda sampai akhirnya memang tidak terlaksanakan. Pas pertama disuruh bilangnya “bentar” karena lagi melakukan sesuatu yang asyik, kedua disuruh bilangnya “suruh A aja”, ketiga disuruh ya dilakukan tapi dengan hati yang terpaksa atau bisa jadi ga ikhlas…
Tapi, coba fikirkan sahabat, kiranya apa yah yang dirasakan ‘penyuruh’ saat kita melakukan hal seperti itu? Pasti kesel kan? Ditambah kitanya juga ikut kesel karena disuruh 3 kali, iya ga? Wah dosa double dong. Astaghfirullah..
Hmm, padahal kalau pas pertama disuruh kita langsung ngerjain, insya Allah ga akan ngebuat kesel ‘penyuruh’ dan ‘yang disuruh’. Pas kedua disuruh, bisa jadi penyuruh udah agak kesel. Pas ketiga disuruh pasti penyuruh dan kitanya juga udah kesel banget, kenapa? Si penyuruh kesel karena udah 3 kali nyuruh, kita baru mau melakukan, sedangkan kita kesel karena udah 3 kali penyuruh ‘memanggil dan meminta tolong pada kita’ dengan nada yang agak keras, sedangkan kita baru ‘akan’ melakukannya saat itu.
Padahal menurut pengalaman syifa sendiri nih yah, ketika pertama disuruh syifa belum merasakan berat untuk ngelakuinnya loh. Justru yang bikin berat itu ketika kita terus mengatakan ‘nanti, nanti dan nanti’. Kebukti kan? Dari hal kecil malah timbul hal yang besar.
“Jangan menyepelekan dosa yang kecil, karena dari situlah lahirnya dosa2 besar”
Hal diatas tadi masih hal yang kecil prend, tapi dari situlah bisa lahir kebiasaan2 buruk yang berlanjut. Misal, pas disuruh belajar sekarang nih, kita malah men-delay untuk belajar sekarang juga, padahal waktu saat itu masih luas (dipake istirahat dulu juga cukup). Ngomongnya “ntar malem belajar kok,” tapi ternyata pas malemnya malah nonton sinetron, pelm2 kesayangan atau bahkan malah tidur (padahal besoknya ulangan dan dia belom belajar sama sekali). Bolehlah istirahat sebentar, tapi kalau delaynya terlalu lama atau bahkan sampai ga jadi, ulangan besok bisa jelek dong?
Inilah sob, kata ‘nanti’ yang menjerumuskan kita pada pamalesan (bahasanya =P), kegagalan juga kesombongan. “Naha jadi ka kasombongan syif?” (“Kenapa jadi ke kesombongan syif?”). Tentu saja, dengan kata ‘nanti’ berarti kita menjamin bahwa diri kita masih akan hidup di bumi ini hingga ‘nanti’ seperti yang tersebutkan. Padahal kita semua tau bahwa yang menentukan hidup dan mati itu adalah Rabb, iya ga prend?
Tapi bukan berarti hal ini malah membuat kita hampa akan cita2. “Ah, aku mau jadi apa juga gimana nanti itu mah, kan kata kamu juga klo manusia tuh ga bisa menjamin idup ampe kapan, yaudah, kumaha engke weh (gimana nanti weh),” bukan seperti itu sob. Pasti sahabat semua udah sering denger nih…
“Tong kumaha engke, tapi engke kumaha?”
(“Jangan gimana nanti, tapi nanti gimana?”)
Jadi, untuk cita2 kite tetep harus meraihnya prend. Harus punya tujuan. Misalnya nanti mau jadi dokter, guru, arsitek, atau pengusaha becak (biar becak yang penting pengusaha, hehehe). Dan harus tetap mengusahakan untuk menjadi pribadi yang semakin hari semakin baik (ceilee..). Soal umur mah serahin aja ama Allah SWT, yang penting kita usaha.
Nah, intinya kalau sobat2 punya waktu untuk melakukannya sekarang juga, JUST DO IT NOW! Terkecuali kalau halnya negatif, itu mah jangankan bilang ‘nanti’ bilang ‘ga akan pernah’ juga boleh pisan.
Silahkan ambil sendiri hikmah yang terkandung di dalamnya ^^
Punten klo banyak kesalahan, lagi rada ga konek soalnya (dasar! Alasan! Hhe)
Jazakumullah Khairan Katsiraa…
Syifa Syahzanan Sudrajat
Terinspirasi dari fikiran yang terlewat dalam otak (lho)
23:22
Minggu, 9 Mei 2010
Comments (0)
Posting Komentar
Berikan komentar anda disini JIKA Facebook Comment System tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada pilihan [Beri komentar sebagai] Pilih "Name/Url" jika ingin berkomentar dengan mencantumkan nama anda.