Pemahaman yang mumpuni akan suatu hal akan membuahkan suatu simpulan yang tidak selamanya final. Ada proses mencerna, berfikir, menimbang, baru menghasilkan suatu keputusan. Entah pada proses yang mana yang salah, sehingga banyak orang salah mengambil keputusan. Hidup yang bermanfaat adalah tingkatan hidup yang paling atas kastanya. Wajar saja, rasa memberi dan berbagi dalam manfaat dapat menguatkan jati diri kita sendiri karena memang manusia pada dasarnya membutuhkan tiang sebagai penyangga dan pagar untuk menjaga. Tidak ada kontra dalam tulisan ini, karena alasan kita diciptakan memang bukan merupakan kesiaan. Jadi, mari mulai berbagi dengan sesama, tradisi memberi, dan berjuang di atas kaki sendiri. Mental setiap individu tidak ada yang sempurna, ada faktor duniawi, nafsu, bahkan trauma dalam hidupnya yang menjadi pertimbangan-pertimbangan ia dalam mengambil keputusan. Tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa baik adalah fitrah, nurani manusia yang bersih yang akan menemani manusia di antara dua cahaya, Tuhan dan Rasulnya.
Terlintas kalimat tadi, berdiri di atas kaki sendiri. Kalimat ini mencerminkan bagaimana manusia itu harus kokoh, bukan hanya fisik tapi secara mental juga perlu. Tetapi, bagaimana kita bisa berjuang dengan berani jika tidak ada satu titik yang ingin digapai atau terlalu banyak titik di hadapan,
atau bahkan tidak ada sama sekali. Apakah kita akan memanfaatkan asas peluang dalam ilmu statistika, mengacu pada pendapat kaum oportunis, jalani saja dengan kerja keras, nanti lihat hasilnya, cenderung kemanakah saya akan berjalan. Itu pilihan, kita sebagai manusia yang masih mencari terkadang sudah mengalami keduanya, ini proses dalam hidup. Tetapi, suatu hal yang pasti adalah, langkah kita tidak akan secepat langkah dimana kita sudah memiliki suatu tujuan yang pasti. Tujuan yang bisa menjadi sumber kekuatan, tujuan yang berasal dari mimpi yang terkadang cuma membual, tujuan yang khas yang berasal dari hati nurani sendiri dan terkadang memang tidak ada penafsiran yang pasti, tujuan yang dapat membuat hidup kita lebih berdiri dan kokoh, inilah sumber kekuatan terbesar menurut saya. Seakan-akan kita mendesain tali kekang yang terjulur rapi dan melekat sempurna pada ubun-ubun, dan hanya akan terlepas manakala kita sudah melepasnya, dan serta merta akan menarik kita menuju dirinya. Ya Rabb, berikanlah petunjuk-Mu hari ini, hari esok, hingga nanti hingga terlihat jelas seberapa kuatnya diri ini untuk bermanfaat dan bergerak cepat pada tujuan ini dan Engkau bisa menerimanya, ini hadiah terindah untuk-Mu, ia adalah hidup kita masing-masing kawan.
atau bahkan tidak ada sama sekali. Apakah kita akan memanfaatkan asas peluang dalam ilmu statistika, mengacu pada pendapat kaum oportunis, jalani saja dengan kerja keras, nanti lihat hasilnya, cenderung kemanakah saya akan berjalan. Itu pilihan, kita sebagai manusia yang masih mencari terkadang sudah mengalami keduanya, ini proses dalam hidup. Tetapi, suatu hal yang pasti adalah, langkah kita tidak akan secepat langkah dimana kita sudah memiliki suatu tujuan yang pasti. Tujuan yang bisa menjadi sumber kekuatan, tujuan yang berasal dari mimpi yang terkadang cuma membual, tujuan yang khas yang berasal dari hati nurani sendiri dan terkadang memang tidak ada penafsiran yang pasti, tujuan yang dapat membuat hidup kita lebih berdiri dan kokoh, inilah sumber kekuatan terbesar menurut saya. Seakan-akan kita mendesain tali kekang yang terjulur rapi dan melekat sempurna pada ubun-ubun, dan hanya akan terlepas manakala kita sudah melepasnya, dan serta merta akan menarik kita menuju dirinya. Ya Rabb, berikanlah petunjuk-Mu hari ini, hari esok, hingga nanti hingga terlihat jelas seberapa kuatnya diri ini untuk bermanfaat dan bergerak cepat pada tujuan ini dan Engkau bisa menerimanya, ini hadiah terindah untuk-Mu, ia adalah hidup kita masing-masing kawan.
Comments (0)
Posting Komentar
Berikan komentar anda disini JIKA Facebook Comment System tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada pilihan [Beri komentar sebagai] Pilih "Name/Url" jika ingin berkomentar dengan mencantumkan nama anda.