Esensi Mentalitas Kader ITSAR

Posted by media itsar | Posted in

ITSAR dibangun oleh komitmen kader-kader yang memiliki esensi mentalitas sebagai berikut :

1. Komitmen dan Loyalitas. Setiap perjuangan menuntut adanya komitmen dari setiap pelakunya. Tidak ada perjuangan tanpa komitmen. Dan Islam menuntut adanya komitmen dari diri kaum Muslimin, apalagi komitmen dalam amal jama'i.

Komitmen ini bukanlah komitmen yang picik, tetapi komitmen terhadap perjuangan dakwah Islam - bukan hanya komitmen terhadap ITSAR, karena ITSAR hanyalah nama dan sebutan luar saja.
Dan komitmen ini bukanlah komitmen jahiliyah yang akan terputus jika berakhirnya suatu periode waktu atau perpindahan tempat, tetapi ini adalah komitmen sejati kepada Allah yang abadi sampai orang tersebut menemui Rabbnya.

2. Keseriusan dan Disiplin. Kader-kader ITSAR haruslah orang yang benar-benar menyadari bahwa ITSAR bukanlah sekedar ekstrakurikuler. Kader ITSAR adalah kader- kader yang benar-benar memprioritaskan perjuangan dakwah ini.
Demikian juga perhatian mereka akan disiplin waktu dan disiplin kualitas tugas. Menjaga agar selalu tepat waktu adalah kehormatan. Selalu berusahalah untuk tepat waktu, karena kalau tidak tepat waktu akan jatuhlah harga diri kita. Jangan pernah terlambat walaupun sedetik, karena sama saja terlabat semenit, atau sejam. Terlambat adalah terlambat.

Dan jika terlambat, berarti kita telah membunuh waktu -modal terbesar dalam perjuangan dakwah ini- dan mendzalimi orang-orang yang menunggu kita!

Dalam etor kerjanya, mereka selalu penuh semangat menggebu dan menggelora naluri berbuat dan berkarya. Sama sekali tidak kenal malas dan lelah. Tindakannya sekecil apapun selalu diupayakan bernilai manfaat yang tinggi dan luas serta sangat terhindar dari aneka bentuk kesia-siaan.

Bagi mereka berkarya tidak hanya sesuai target bahkan kalau bisa lebih baik dari target. Dia selalu memiliki naluri senang, bahagia, dan puas melakukan yang terbaik, tidak mengenal setengah-setengah.



3. Ukhuwwah dan Kebersamaan . "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu adalah saudara." (Al-hujurat : 10)" Seorang kader tidak pernah membiarkan sahabatnya bekerja sendirian. Ia melaksanakan hak sahabatnya darinya. Ia menjawab salam, ia mendatangi undangan, ia mendoakan sahabatnya, ia memberikan nasihat jka diminta, ia tidak menghinakan sahabatnya, tidak menipu, dan tidak mendzaliminya. Ia ikut bersyukur atas kebahagiaan sahabatnya dan ia ikut menanggung beban derita sahabatnya. Ia lebih senang bersama sahabatnya untuk membantu menyelesaikan urusannya daripada beribadah sunnat. Ia tidak bersangka buruk pada sahabatnya. Ia tidak mendengki, tidak membenci, tidak memberi nama jelek, tidak menghina, tidak merusak harta dan kehormatannya. Ia menolong, membela, menutup aib, meringankan kesukarannya, memenuhi hajatnya, menghormati dan menyayanginya dan ia menolak orang yang mengghibah sahabatnya.

"Dari Nu'man bin Basyir, Rasulullah SAW bersabda : "Perumpamaan orang-orang Mu'min dalam saling menyayangi, saling mengasihi dan saling menyintai, laksana satu tubuh, apabila salah satu anggotanya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya merasa terganggu, seperti terkena demam dan tidak bisa tidur." (HR Muslim)





4. Keterikatan. Para kader adalah orang-orang yang benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah seorang prajurit Allah yang memiliki tanggung jawab berupa keterikatan untuk melaksanakan tugas-tugas dalam iqomatuddin ini.

5. Kerja keras. Seorang kader harus selalu memperhitungkan pemanfaatan detik yang dilaluinya dengan amat cermat dan maksimal untuk menjadi ladang pengabdian terbaiknya kepada ALLAH SWT.
Akhirnya ia benar-benar menjadi seorang yang terus menerus bergelora semangat juangnya untuk mengisi setiap detik yang dimilikinya dengan amal-amal dan karya terbaiknya.
Semua dilakukan dengan niat setulus-tulusnya, tanpa kenal lelah. Baginya rizki terbesarnya adalah dituntun dan diberi kemampuan oleh Allah untuk dapat melakukan amal terbaiknya dengan ikhlas bukan hanya masalah imbalan dan balasan.



6. Kerja berorientasi pada Visi. Kerja ITSAR bukanlah kerja suatu mesin otomatis yang tidak memahami untuk apa ia bergerak itu. Hal terpenting dalam ITSAR adalah menyelesaikan suatu visi dan bukan menyelesaikan suatu kegiatan/acara. Dengan berorientasi pada visi, bentuk kegiatan/acara dapat disesuaikan dan diefektifkan sesuai dengan kondisi yang ada. Ketidakpahaman akan visi dapat menyebabkan suatu pekerjaan tidak menghasilkan apa-apa. Ketidakpahaman akan visi dapat menyebabkan orang-orang yang bekerja dalam suatu organisasi membuat visi masing-masing yang berbeda yang saling berbentrokkan. Ketidakpahaman akan visi akan membuat seseorang tidak mampu menyusun strategi langkah kerjanya secara efektif dan efisien. Ketidakmantapan visi telah menyebabkan ketidakmantapan dalam bergerak. Dan ketidakjelasan visi adalah MASALAH YANG BESAR!!


Anda juga mungkin suka tulisan ini



Widget by Hoctro | Jack Book

Comments (0)

Posting Komentar

Berikan komentar anda disini JIKA Facebook Comment System tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada pilihan [Beri komentar sebagai] Pilih "Name/Url" jika ingin berkomentar dengan mencantumkan nama anda.