Muhammad Birza Virgananda: Ar Risalah #19: Harridil Mu’miniina ‘alal qital

Posted by media itsar | Posted in




Tolong luangkan waktunya. Kalo ga niat baca mending ga usah dibaca sekarang, percuma… Aku nulis note ini dari hati, jadi harap juga diresapi oleh hati. Kita ngobrol dari hati ke hati.)

Pertama2, terimakasih buat KRM Al Fikr SMP 8 yang beberapa waktu lalu menulis di wall ku ayat ini,
“Harridil Mu’miniina ‘alal qital – kobarkanlah semangat mu’minin untuk berperang” (8:64)

Bismillahirrohmaanirrohiim


Kubuka album kenangan itu, album yang dihadiahkan teman2 seperjuangan ITSAR di ulang tahunku yang ke-17. Entah ada aura apa pada setiap foto yang tersimpan di setiap lembarnya sehingga setiap kali melihatnya aku merasa ingin menangis sekaligus bersemangat kembali. (melankolis mode: on)

Kawan2 uhibbukum fillah, masih ingatkah masa2 itu, ketika wajah2 culun kita setiap bubar sekolah menyengajakan diri untuk datang ke Masjid (Riyadlul Jannah)? Salah satu di antara kita mengatakan, “Eh za, mentoring yuk.. Kak Tejo dah nunggu tuh”. Aku pun bergegas ke tempat wudhu… memakai sarung… dan duduk manis membentuk lingkaran kecil bersama kawan2 ku yang wajahnya se-culun aku :D Sang mentor berkata,

“Ayo Za, baca surat anu.. ayat anu..”

“Halaman berapa kak?”

“Halaman 554 (boong deng :p)”

Aku pun membaca setiap ayatnya dengan kemampuanku membaca alQuran saat itu, kelas dua SMP. Sesekali bacaanku salah, mentorku pun membenarkannya…

“Bukan gitu, tapi bacanya gini…”

“Baa bii buu baB…”

“kata siapa orang sunda ga bisa bilang ef! itu PITNAH!!!” (Jiahaha, kamu ketawa? yang ketawa pasti Cuma orang2 tertentu saja… yg merasakannya sebagaimana aku merasakannya dahulu)

Atau saat2 ketika kita makan dalam satu nampan yang sama. Awal mulanya, aku merasa jijik melihatnya. Ih, makannya bareng2 kayak ayam aja, wuek… Lalu sang mentor berkata, “Nih, cara makan rosul tuh kayak gini” Ia menunjukkan tiga jarinya dan makan nasi dengan ketiga jari tersebut. Aku pun ikut2 aja.
Awal mulanya sih baca Qur’an bikin aku capek, dikit2 salah – pasti dikoreksi,

Awal mulanya sih makan dalam satu nampan, bikin aku muak…

Akan tetapi kini aku menyadari,,

Dengannya, aku merasakan nikmatnya membaca Al-Qur’an bahkan menghafalnya sampai saat ini…
Dengannya, aku merasakan nikmatnya ber-ukhuwwah bersama kawan2ku tercinta sampai saat ini T T

Lalu, masih teringatkah kita saat berbincang2 … kita pernah bermimpi tentang amal yang kita perjuangkan bersama ini:

“Eh Za, suatu saat kita bikin ITSAR corporation yuk ;)”

“Wah bagus tuh.. emang ITSAR harus mandiri finansial”

Ada juga yang impiannya kayak gini, siapa hayo??:

“Wah Za, saya ngebayangin gimana ya ITSAR 30 tahun lagi… hihihi,, penerusnya adalah anak2 kita.. Trus, Haruman ga bakal cukup lagi dipake rapat, karena saat itu kita nyewa Stadion Bung Karno saking banyaknya kader2 kita :D”

Ckck… indahya masa2 itu… Mentor kami membuat kami yang seusia sangat muda memiliki impian yang besar,, lebih besar dari gunung Uhud sekali pun (asal nulis, padahal belum liat gunung Uhud :p yang penting diksinya indah deh, hehe)

Untungnya Allah mengikat hati2 kami sehingga kami pun bergerak tak kenal hati, sesuai jargon kami… ‘ITSAR, tak kenal henti’. Sehingga dengannya, rasa memiliki kami terhadap ITSAR ini semakin tinggi, rasa cinta di antara kami semakin membuncah, dan perjuangan kami untuk meraih cita2 pun seakan tak pernah surut. Di forum mana pun, kami membawa2 nama ITSAR, jaket kebanggaannya, dan semangat kebersamaannya!

Oleh karena itulah, aku berat untuk meninggalkan ITSAR ini.. karena, di tempat inilah Allah membuka pintu hidayah di dalam hatiku, di tempat inilah mentor2ku mencetak kemilitansianku, dan skill2 lainnya. Dalam hati aku berbisik, “Wallahi, aku berkomitmen istiqomah di ITSAR ini. Membuka sebanyak2nya pintu hidayah di hati manusia sebagaimana mentorku dahulu melakukannya, khususnya kepada diriku ”
Akan tetapi ikhwah fillah Rahimakumullah, akankah kita hanya bisa terbuai akan ‘kemenangan ZAMAN DAHULU’ sehingga kita terlalu lama berlarut di dalamnya tanpa menyadari akan datangnya musuh di balik tebing sana? Sebagaimana pasukan Hunain terkalahkan sementara mereka terbuai dengan banyaknya pasukan yg mereka miliki! (9:25)

Wallahi, jika hal ini terus berlanjut… KITA AKAN MELEMAH! Kita akan menjalani agenda demi agendanya tanpa ruh di dalamnya! Seakan-akan itu adalah suatu rutinitas yang harus dilakukan dalam setiap periodenya… Kita akan tidak ada bedanya dengan event organizer di luar sana! Tapi Wallahi kawan2,, kita tidak sama seperti mereka! Sadarlah akhi wa ukhti, tidaklah generasi sebelum kita memelopori adanya mentoring, M-Camp, LKO, DM, PKR (dan lainnya) melainkan mereka menaruh harapan yang tinggi di dalamnya akan terwujudnya impian2 yg mereka citakan. Sehingga mereka menjalani agenda demi agendanya dengan penuh semangat, karena mereka yakin bahwa suatu saat kemenangan akan terwujud… MEMFUTUHKAN SMP se-BANDUNG! (minimal)

“masih tersimpankah impian itu di dalam lubuk kita? Kalau pun tidak ada, hilangnya ke mana? Haha, ditiup ‘angin lingkungan’?”

Ustad hasan Al Banna pernah berkata, silakan pahami per-poin ungkapan berikut:

“Sesungguhnya setiap Umat atau KELOMPOK yang ingin membina dan membangun dirinya serta berjuang untuk merealisasikan cita2 dan membela prinsip2 nya maka umat itu haruslah memiliki kekuatan jiwa yang dahsyat, yang terekspresikan dalam beberapa hal, yaitu:
1. TEKAD membaja yang tidak pernah melemah (iradah)
2. KESETIAAN ABADI yang tidak mengenal sikap kemunafikan dan pengkhianatan (wafa’)
3. Semangat BERKORBAN yang tidak terkotori oleh ketamakan dan kebakhilan (tadhiyah)
4. Pengetahuan dan KEYAKINAN serta penghormatan yang tinggi terhadap ideologi yang diperjuangkan (ma’rifah)…”

TEKAD. Mau di ke mana kan cita2 ITSAR sekiranya tekad untuk menghadiri majelis2 rutin pekanan mentoring saja bermalas2an! Dateng karena dekat, tapi absen karena jauh atau sekolahan libur! (9:42). Ingat, boleh jadi bendera ummat ini dihancurkan. Akan tetapi wallahi, mentoring adalah benteng terakhir dari barisan ummat ini. Jadi jangan disepelekan!

KESETIAAN ABADI. Mau di ke mana kan cita2 ITSAR sekiranya setiap diri di antara kita tidak memiliki sifat ini. Dalam artian, kita mudah terbawa angin kemana pun ia pergi atau terbawa ombak ke mana pun ia mengalir. Dengan mudah ia terpengaruh oleh lingkungannya di mana ia berada. Ia laksana pohon yang tidak memiliki akar… pohonnya sih terlihat indah, ia kelihatannya banyak ber amal di sana sini, tapi ketahuilah… amal yang tidak terfokus tidak akan menghasilkan sesuatu yang maksimal. Lihatlah sinar matahari yang difokuskan ke satu titik di atas kertas, dan lihatlah bolongan yang terbentuk karenanya. Itulah makna dari FOKUS…

Kawan2 ITSAR yang kucintai karena Allah, hal yang kita butuhkan saat2 ini adalah mempersolid kembali ikatan di antara kita karena demi Allah, tidak solid artinya KEKALAHAN. Kelak, suatu saat, kita akan merasa berjalan sendirian… Dan mustahil kemilitansian terlahir dari orang2 yang bekerja sendiri!!! Itulah pentingnya berjamaah dalam ber amal. Sehingga ke depannya, mungkin kita harus mulai menghidupkan kembali ‘haditsu2’ di setiap pekannya sebagamana generasi pendahulu kita melakukannya untuk meluruskan kembali persepsi tentang pencapaian cita2. Wallahi, dalam renungan aku mulai memahami kata2 murobbiku,

“Amal kita ini tidak berbicara tentang ini bagianku dan itu tugasmu, tetapi kita di sini saling bahu membahu sehingga kita saling menguatkan karenanya!”

Subhanallah… inilah prinsip ITSAR, yang tidak aku temukan di ‘organisasi Da’wah’ lainnya. Kita biasa bermain TOTAL FOOTBALL, tapi inilah uniknya…



Ikhwah, khususon Yusal, Aldi, Ananta, ingatlah bahwa kita adalah Al Muqowwim (pemegang tingkatan kaderisasi paling tinggi di ITSAR). Bisakah kita mewujudkan harapan generasi sebelum kita untuk membangun visi2 ITSAR? Sementara itu, visi yang berat ini tidaklah akan terwujud sekiranya ukhuwwah kita tidak solid… Bisa kah kita saling menguatkan kembali dengan meluangkan waktu di sela kesibukan masing2 hanya untuk makan dan bersenda gurau bersama (sebagaimana kita melakukannya dulu)? Allahu ma’ana akhi T T

Ikhwah, mari kita melakukan apa yang kita bisa untuk kemaslahatan dawah khususnya di ITSAR ini. Lihatlah KJJ dengan semangat berapi2 dan keistiqomahan yang dimilikinya, sudah berapa banyak kader yang dicetaknya? Lihatlah Ayyash dengan segenap kekocakan yang dimilikinya (sehingga menular ke adik2 mentornya, wakakaka), sudah berapa banyak CD dan E-Book yang diproduksinya dan menjualnya ke pasaran? Lihatlah si fulan, liatlah si fulan! Lalu, lihatlah tangan kita sendiri. Apa yang sudah kita lakukan dengan tangan ini?! Masak sih selamanya kita ngandelin KJJ yang skrg udah nikah? masak sih kita selamanya ngandelin Ayyash yang lagi beresin TA (dan bentar lagi akan nikah. Ehh,,, iya gitu?? Ngarang deng :p)? Kita butuh generasi pembaharu, boy..

So, what do you waiting for?! Berdirilah dan berteriaklah… ALLAHU AKBAR!

ITSAR, bergerak tak kenal henti…



*catatan
Baca juga: www.facebook.com/?ref=home#!/note.php?note_id=227598064877
Tentang ITSAR, kunjungi: www.media-itsar-bandung.blogspot.com

Anda juga mungkin suka tulisan ini



Widget by Hoctro | Jack Book

Comments (0)

Posting Komentar

Berikan komentar anda disini JIKA Facebook Comment System tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada pilihan [Beri komentar sebagai] Pilih "Name/Url" jika ingin berkomentar dengan mencantumkan nama anda.