Ria Aqmalia: Mahasiswa: Idealitas VS Realitas (wake up earliest)

Posted by media itsar | Posted in




Dahulu kala saya menulis ini pada saat tingkat 1:

Ada kejenuhan tersendiri, menatapi headline berita-berita di surat kabar, mendengar kabar-kabar pesimistis terhadap bangsa sendiri, melihat bahwa negara kita terus bergerak, tumbuh, berubah, dan terkadang meminta sedikit kepedulian dari sekitarnya. Rakyat hanya mampu menerima, terlalu banyaknya keterbatasan membuat mereka susah bergerak, nampaknya mereka harus berjuang secara mandiri, bertahan hidup diantara kehidupan yang sedikit menawarkan kesejahteraan.

Amien Rais mengutip pernyataan yang ditunjukkan oleh Stiglitz, “Rata-rata seekor sapi di Eropa mendapat subsidi dua dolar Amerika per hari, sementara lebih dari separoh penduduk dunia hidup di bawah dua dolar per hari.”

Era globalisasi siapa sangka menjadi alasan untuk menolerisasi segala perbedaan, segala arah perubahan dikiblatkan pada arah yang sekilas memang tampak lebih maju padahal dampaknya bobrok, bangsa-bangsa yang sedang berkembang pun menjadi korban, pemerintah bermain dengan kekuasaannya dan sangatlah sering rakyat menjadi korban paling menderita dari kebijakan-kebijakan mereka. Daripada pusing, rakyat sudah terlalu lelah protes tapi tidak digubris, akhirnya mereka hanya pasrah, makan untuk hari ini saja sudah untung.

Kita sebagai mahasiswa, bisa secara kreatif mencari solusi. Diamnya mahasiswa adalah gelisah, berpikir apakah hanya sebatas ini yang bisa kulakukan sebagai mahasiswa. Jangan terlalu berharap akan kemerdekaan yang diraih dengan mudah, teruslah berkarya dengan cara masing-masing, dengan keahlian masing-masing.

Sebagai informasi, kontrak karya II antara Indonesia dengan Freeport baru berakhir pada 2041, sedangkan Exxon diberi hak untuk mengeksploitasi minyak kita sampai tahun 2036 (Amien Rais:256-258). Sebenarnya, sumber daya alam itu milik kita, pembaca pastinya sudah terlalu sering mendengar bahwa kita bangsa yang merdeka namun terjajah.

Mengapa Exxon Mobil diberi hak pengoperasian Blok Cepu dan bukannya Pertamina, padahal Ikatan Sarjana Geologi Indonesia sudah menyatakan bahwa mereka lebih dari mampu untuk menjadi operator tambang minyak di Blok Cepu? Dan mula-mula Pertamina sendiri juga menyatakan bisa dan sanggup? (Amien Rais:51). Pasti ada sesuatu dibaliknya, ironisnya nasionalisme nampaknya bukan hal yang perlu dijunjung tinggi lagi, pernyataan ini relatif tentunya.

Mahasiswa oh mahasiswa, apa yang bisa kita lakukan? Untuk Tuhan dan bangsa?
Sebagai informasi, rakyat Palestina pun mempertanyakan tenaga sukarelawan dari Indonesia toh realitanya kita akan mati sia-sia disana. Bocah-bocah cilik disana sudah hafal Al-Quran sehingga matinya mereka pun Insya Allah syahid, sedangkan kita? Mungkin kita malah membebani mereka di sana.
Dimulai dari ide akan lahir sebuah revolusi. Mahasiswa harus selalu optimis dan konsisten atas apa yang diperjuangkannya. Jangan sampai hari ini kita demo di depan pemerintah, setelah kita jadi birokrat sama saja busuknya.

Dimulai dari hal terkecil, merubah diri sendiri, mencari kebenaran itu sendiri. Hingga akhirnya kita bisa merubah perjanjian-perjanjian antarnegara yang pada nyatanya kini hanya merugikan bangsa sendiri.
Janganlah kita seperti almarhum Soeharto, tentunya sifatnya yang buruk yang kita nilai secara objektif. Pascakrisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir 1990-an, Indonesia pernah didikte dan didominasi oleh IMF. Hampir semua koran dalam dan luar negeri memuat gambar Pak Harto yang duduk dengan wajah tunduk menandatangani Letter of Intent, sementara Michael Camdessus, Presiden IMF, berdiri pongah sambil melipat kedua tangannya di dada menyaksikan penandatanganan itu. Sungguh miris.

Jadi katakanlah,kawan! Kami jiwa-jiwa yang merdeka, tak lelah untuk mencari dan langsung berkontribusi, tak takut untuk terkucilkan ataupun hilang akan eksistensi, asalkan kebenaran itu berdiri tegak, hingga mati pun kami tak peduli. Kami akan berjuang, dengan cara kami, di bawah restu-Nya karena dunia akan berakhir bersama kebenaran.



REALITANYA ADALAH:



TingKat2: hehe, bingung jawabnya.

Anda juga mungkin suka tulisan ini



Widget by Hoctro | Jack Book

Comments (0)

Posting Komentar

Berikan komentar anda disini JIKA Facebook Comment System tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada pilihan [Beri komentar sebagai] Pilih "Name/Url" jika ingin berkomentar dengan mencantumkan nama anda.