Ghazi Azhari Daffa Az-zharif: Menangisi Sesuatu yang Tidak Kita Ketahui

Posted by media itsar | Posted in


192825548, 125 37324128 25817 458479 2154 17145463228 1759682186 985 454 782 21452587 21825 378454642281.
546125 4587 24265618, 24245987145 5464 754 218 4978542 1215 494 8214 278754 645854197474 878.
1822448545541 6454 8791423502 154 936351774 740847.

Sekilas,tulisan di atas kayak kumpulan kode-kode matematika yang berisi pesan rahasia yang hanya disampaikan kepada seseorang yang mengerti cara memahaminya saja. Sekarang coba deh, sahabat baca tulisan tersebut dengan cara sahabat! Bisa kah? Pasti bisa! Nih saya kasih contoh nih sekalian bacanya, "satu sembilan dua delapan, dua lima lima empat delapan, satu dua lima, ..... dsljngn (dan salajengna)"

Nah, sekarang silahkan sahabat bawa stopwatch terus coba baca tulisan itu dengan cepat! (Silahkan di coba)
Dan hitung, satu menit sahabat bisa baca berapa kali bolak-balik kalimah ngasal binti gak jelas itu (Pake binti soalnya kan kalimah kalo kalimun mungkin Bin,Hehe..)!

Kalo udah keitung berapa cepetnya, cobain lagi nih brad, (Lu kata roti, brad brad!? itu bread ghaz!) coba baca angka-angka ngasal bin gak jelas itu (nah sekarang pake bin) bacanya dengan cara dilagukan!
Bisakah?? terserah mau pake nada lagu poison snail (keong racun), brother thayyib(Bang toyib), akh Thayyib (Bang toyib juga), asal jangan lagu Bang Torik aja,belum keluar soalnya..


Setelah selesai, coba kita pikirkan nih sist! (Sist sist! Lu kata sist kota!? itu bis ghaz) kita bisa dengan gampangnya menjajarkan tulisan tersebut sambil menyebutkannya satu persatu. si Kita juga bisa membacanya dengan tempo yang cepat. Bahkan kita bisa melagukannya, bat! (Batur maksudnya)

Kita juga bisa menghapalkan deretan angka tersebut, bisa juga ampe kalau kata kolot baheula (orang tua terdahulu) itu apal ampe di luar kepala!Gak tau kalo kata kolot kontemporer masih di luar kepala atau udah masuk karena kedinginan.. Ah sudahlah, yang penting kita bisa ngapalin tuh tulisan, kita bisa baca tuh tulisan, bisa juga kita nyanyiin tuh tulisan seperti syair-syairyang kita inginkan, tapi buat apa, cang!! (Rencang maksudnya, bukan Kepsek SMAN3 yah.. ehm maaf pak!!)

Buat apa kita baca, ngapalin,melagukan seperti syair ampe nangis-nangis segala lagi, tapi kita gak mengartos apa pesan rahasia dibalik tulisan indah tersebut. Sehingga mau gimana pun cara kita baca, tetep aja dijamin nggak dikuah, nih tulisan sama sekali sangat tidak berharga total banget deh!
Kalau antum-antum pade ngerti, sebenernya di atas saya sedang menuliskan sebuah rahasia penting yang teramat sangat lho! (kalau mau tetep coba ngulik buat ngebacanya mangga, hhe) Cuma gara-gara kita nggak ngerti yaaaaahhhhh.... Kita gak tau intinya, kita gak tau nilai utamanya baca tuh tulisan dengan deretan angka di atas.

Dan sahabat, sadarkah sikapseperti ini yang kita lakukan terhadap Al-Quran?

Kita tidak mengerti apa yang kita baca. Kita juga tidak mengerti apa yang kita katakan saat tasmi di depan seorang ustadz, kita juga tidak memahami apa yang kita lantunkan dengan indah.Okelah tadi sahabat udah coba baca tulisan tadi pake stopwatch, dan tau semenit dapet berapa, kalo niat, coba deh sahabat itung satu jam dapet berapa, satu hari dapet berapa dan satu bulan dapet berapa. Apakah sehari bisa dapet 1juz 2juz deretan angka? Bisa, tapi untuk apa.. begitu juga perlakuan kita terhadap Al-Quran.

Okelah sahabat bisa melagukan angka-angka tadi dengan baik, sehingga cara melagukan angka-angka tadi, kalau sahabat yang melakukan, itu gak ada bedanya dengan indahnya syair yang terbaik, bahkan mungkin lebih baik dari itu. Bisa, tapi untuk apa.. begitu juga perlakuan kita terhadap Al-Quran.

Bahkan, sahabat mungkin bisa menangis, dengan apa yang sahabat baca. Sahabat bisa membacanya dengan amat syahdu, bisa juga melahirkan sendu, tapi buat apa cape-cape begitu toh nilainya gak sebegitu.

Dan inilah sahabat, perlakuan umum kita terhadap Al-Quran, kita membaca tulisan di dalamnya, kita menghapalkannya, kita berlomba untuk paling banyak membacanya, kita melagukannya, kita melombakan keindahan membacanya, kita simpan di tempat terbaik dan tak lupa di akhir kebersamaannya kita selalu mengecup kumpulan tulisan yang tidak kita mengerti tersebut, Al-Quran.


maka sahabat, berjanjilah. Berjanjilah, mulai saat ini kita coba pahami lagi Al-Quran. "Atuh da kang kan susah bahasa Arab." Ahhh..inget, bukankah Allah yang Maha Menghargai usaha kita. Dulu juga waktu kita baru berojol dari kandungan ibu gak ngerti bahasa Indonesia kan, cuma gara-gara mamih papih suka membiasakan ngomong aja kita jadi ngerti.
Sama sahabat, Al-Quran juga sama. Kalau emang kita tiap hari yah minimal baca Al-Quran sama artinya sehalaman aja, Insya Allah beberapa tahun kedepan kita udah bisa membaca Al-Quran dan kita paham apa yang dimaksud sekalipun kita tidak sambil melihat terjemahannya. Cuma gara-gara kita suka membiasakan aja kan kita jadi ngerti.

Sebenernya masih ada banyak yang ingin Ghazi sampaikan, cuma berhubung waktu terus nyerelek, dan gak mau terlalu banyak nyapruk, dan banyak menyediakan banyak kesempatan sahabat untuk merenungkan sendiri, yah apa boleh baut saya menyisipkan ending saja pada tulisan disini dan menyisipkan starting point untuk merenungkan kembali segala perlakuan kita terhadap Al-Quran yang katanya dusturuna...

Berapa banyak juz yang kita baca dalam sehari yang tidak kita mengerti, berapa banyak juz yang kita hapalkan dan berapa juz yang tidak kita mengerti isinya. Yang kalau kita baca terkadang kita suka nangis, pas ditanya "Kenapa kamu kalo baca ayat itu suka nangis?" mereka menjawab "Gak tau atuh da ustadz Abdul Aziz juga suka nangis pas baca ayat itu." Iya lah, soalnya beliau bisa jadi udah diberi karunia pemahaman Al-Quran oleh Allah atas segala ikhtiarnya, tapi kita, sahabat...? Masihkah kita menangisi apa yang tidak kita ketahui dan mengerti?

dan Terakhir, kata Ibnu Umar,
"Saya telah merasakan hidupcukup panjang. Selama itu saya melihat ada orang yang dianugerahi keimanan sebelum turunnya Al-Quran secara lengkap. Selanjutnya, dari hari ke hari, ia mengikuti turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. sehingga secara langsung ia mengetahui apa yang halal dan haram berdasarkan Al-Quran itu, sebagaimana kalian mempelajari Al-Quran saat ini. Pada masa selanjutnya, saya melihat orang yang menyaksikan Al-Quran setelah semua ayatnya lengkap diturunkan, sebelum ia dianugerahi keimanan. Selanjutnya ia membaca Al-Quran dari surat Al-Fatihah hingga akhir surah Al-Quran, namun ia tidak dapat menangkap pemahaman tentang apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Al-Quran serta apa yang harus dijauhi.Ia hanya pandai membacanya, seperti melantunkan syair."

Ghazi Azhari,
Bandung, 12 Agustus 2010 (4:34)


Anda juga mungkin suka tulisan ini



Widget by Hoctro | Jack Book

Comments (0)

Posting Komentar

Berikan komentar anda disini JIKA Facebook Comment System tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada pilihan [Beri komentar sebagai] Pilih "Name/Url" jika ingin berkomentar dengan mencantumkan nama anda.