Syifa Syahzanan Sudradjat: Menangisi Kerasnya Hati

Posted by media itsar | Posted in


Bismillahirrahmanirrahiim…

Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh

Sudah lama jari-jemari ini tak menggariskan inspirasi dalam dunia maya, inspirasi yang kini kian lama tertumpuk setelah lamanya tak menulis note (hhe). Ya, mungkin judul diatas tak terasa asing lagi bagi sahabat.
Note ini sebenarnya terinspirasi dari diri sendiri ketika diri ini terasa ‘hampa’ walaupun sudah berusaha mendekati Rabb. Langsung aja deh.

Pernah syifa mengalami. Waktu itu meskipun sudah berdoa, tilawah dll, hati terasa hampa. Meskipun dzikir berkali2 terucap mengapa hati ini tak merasa dekat dengan-Nya? Otak ini terus berfikir dan berfikir, apa kesalahan saya yang bisa membuat hingga seperti ini? Seberapa banyak dosa yang telah dilakukan hingga seperti ada yang menghalangi rasa ‘dekat’ dengan Allah? Astaghfirullah…Astaghfirullah…Astaghfirullah…
Itu hanya secuil contoh dari banyak hal lainnya.



Sahabat, seringkah sahabat melihat orang2 yang tak ingin menerima kebenaran? Seringkah sahabat melihat orang2 yang lebih menghabiskan waktunya untuk kesenangan dunia saja?
Namun pernahkah sahabat melihat orang2 yang menangis karena ia merasa hatinya terlalu keras hingga melupakan Penciptanya? Seringkah?

Kiranya, kita saat ini banyak yang tak menyadari betapa seringnya hati kita mengeras menjadi batu, hingga petunjuk yang masuk ke dalam hati pun seperti terpental jauh. Cahaya yang terus menerangi pun seakan-akan menjadi kegelapan. Juga hidayah yang masuk ke pintu hati ini, seperti telah tertutup sangat rapat.

Dan kita, lebih sering menangisi makhluk-Nya karena dia hilang dari kita.
Kita, lebih sering menangisi barang yang kita sayangi karena ia telah hilang dari tangan kita.
Kita, lebih sering menangisi uang kita yang telah hilang karena bangkrutnya kita.
Mungkin akan lebih baik jika makhluk-Nya membuat kita lebih dekat dengan Rabb kita, mungkin lebih baik jika barang hilang yang kita tangisi adalah Al-Qur’an, mungkin lebih baik jika uang yang kita tangisi adalah uang untuk disedekahkan.
Tapi, rasanya itu semua masih jauh dari kita sahabat.

Kita jarang sekali menangisi diri kita karena tak merasakan kedekatan dengan Allah. Kita jarang sekali menangisi diri kita karena hati ini tak dapat menerima segala petunjuk dan hidayah dari-Nya. Dan kita, jarang sekali menangisi ‘kerasnya’ hati kita atas lupanya kita terhadap Allah, atas lupanya tujuan hidup kita sebenarnya. Hingga kita pun lebih sering kufur nikmat daripada mensyukurinya. Astaghfirullah… Naudzubillahimindzalik.

Akan lebih baik jika kita menyesali kerasnya hati kita, menangisi kerasnya hati kita.

Ya Rabb, lembutkanlah hati kami agar kami mudah mendapatkan petunjuk-Mu juga hidayah-Mu
Ya Rabb, lindungilah kami dari kerasnya hati kami
Ya Rabb, biarkanlah pintu hati kami terbuka dan jangan pernah biarkan pintu hati kami tertutup
Ya Rabb, lindungilah kami dari lebih mencintai makhluk-Mu daripada Engkau Ya Rabb
Ya Rabb, lindungilah kami dari perbuatan syirik
Hanya Engkau-lah tempat kami memohon dan hanya kepada Engkau-lah tempat kami kembali. Amiin.

Mari kita lembutkan hati, agar mudah mendekati diri kepada Rabbi.



Mungkin hanya sekian saja yang bisa syifa sampaikan.
Semoga bisa menjadi bahan perenungan.
Mohon maaf jika banyak kesalahan.


Kesalahan sepenuhnya datang dari saya
Kebenaran sempurna datangnya dari Allah

Jazakumullah khairan katsiraa

Wassalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh



Syifa Syahzanan S.
20:19
Rabu, 14 Juli 2010
Rumahku Syurgaku

Anda juga mungkin suka tulisan ini



Widget by Hoctro | Jack Book

Comments (0)

Posting Komentar

Berikan komentar anda disini JIKA Facebook Comment System tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada pilihan [Beri komentar sebagai] Pilih "Name/Url" jika ingin berkomentar dengan mencantumkan nama anda.