Semua Karena Allah?? (Note dengan cerita sedikit frontal buatan ghazi)

Posted by media itsar | Posted in

Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan segala puji di akhirat bagi Allah. Dan Dialah Yang Maha bijaksana, Maha teliti.

Segala puji, shalawat serta salam juga tak lupa kita haturkan kepada sang Junjungan hidup, pembawa cahaya untuk kegelapan, penghalau kegelapan malam menuju terang benderangnya siang hari, Sang pengubah peradaban manusia, Dialah Muhammad, Rasulullah SAW. Sang embun rindu diantara kehausan ruhiyah yang tertunggu.

Dimulai dengan sebuah kisah nih sahabat, tentang seorang aktivis yang emang giat banget kayaknya. Nah, kebeneran ni’ anak masuk di divisi acara dalam sebuah event Tafakur Alam yang biasa diadain ama sekolahnya

Ceritanya anak ini punya waktu sekitar 2 minggu lagi pra acara.. dengan kebutuhan si anak ini harus selesai konsep acara, bikin pos-posan, nyusun SOP, survey tempat, ngepasin acara ama tempat, ngecek waktu pemberangkatan dll lah. Pokoknya sibuk banget!

Dan emang keliatan tuh anak sibuk dengan nyusun agenda buat kebutuhan-kebutuhan tersebut di hari pertamanya! Sebuah kertas karton manila ukuran besar ditempel di dinding kamarnya, disitu tergambar rapih sebuah tabel dengan sisi kirinya tertulis rentetan tanggal-tanggal dan di sisi atasnya tertulis besar “DAFTAR KEGIATAN”. Disitu sang anak mengagendakan segala aktivitasnya dalam jangka sebulan, khususnya dua minggu kedepan. Dengan spidol warna-warni tuh anak keliatan rajin banget merencanakan kegiatannya kedepan.

Dimulai hari pertama, dengan motor Honda Legendanya si bocah memacu kuda besinya menuju tempat syuro pertama. Dengan kecepatan yang melebihi rata-rata karena takut telat dan menzalimi orang lain, si anak ini beberapa kali hampir ketabrak ama mobil dan motor yang berseliweran gak karuan sebelum akhirnya sampai di tempat tujuan. Tapi kewaspadaannya akan waktu seringkali gak sesuai dengan kenyataan. Si anak selalu dateng paling pagi dan selalu menjadi kuncen (penunggu) setia temen-temennya yang lain yang suka ngaret (itung-itung istirahat abis kekebutan tadi sambil sedikit tilawah lah). Rapat seperti biasa dilakukan dengan sharing, adu pendapat, kasih-kasih saran, ngusulin job dll. (yaa, as you know lah ya)

Hari-hari pertama masih biasa-biasa aja tuuuh.. nah, hari-hari berikutnya mungkin yang agak galau nih sahabat. Kebeneran nih bocah kebagian job survey tempat, dan alhamdulillahnya tempat yang disurvey gak hanya satu! Tapi 3 tempat. (gilaa)

dengan semangat dan penuh keyakinan bahwa tiap tempat survey adalah ladang amal yang besar buat dia, ni makhluk dengan senang hati memicu kembali Honda Legendanya dengan sedikit ngebut dan ugal-ugalan ala Budak SMA yang serasa make Ninja 250cc..(afwan Ega, semoga Ninja 250cc antum diganti Allah ama yang lebih bagus, hhe)
Pertama mesin ntu motor masih halus-halus aja.. tapi makin lama, kok motor yang asalnya
toooooot tooooooooot, toooooooot, (Nada Satria FU yang lagi Geber pake bensin pertamax+ nya petronas)
jadi Tot torotoottotot, toot, trototot, totot bepp.. (Nada mesin vespa jadul yang diisi premium jalantah campur air sirop ABC).

Si anak mulai kaget dengan motornya yang tiba-tiba terhenti. Dibawalah kuda besi kesayangannya kepinggir jalan. Dibuka bagian kanan body motor, dan si anak ini coba setting-setting kelonggaran angin dan pembakaran bensin, takutnya kekecilan.. (muka anak ini udah mulai lesu-lesu gak puguh) dengan ucapan bismillah, si anak nyoba starter motornya lagi, (tentu dengan standar kaki yang berulang-ulang) dan..
ALHAMDULILLAAH!! Bremmmm,….. Si motor hidup..!! …sebentar dan mati lagi.. (Bzzzzzz) (muka anak udah tambah lesu. yang asalnya lesu gak puguh, jadi puguh lesunya) –apeuuu sih ghaaz– dan terus menerus si anak mencoba, dan akhirnya sang Honda Legenda berhasil melaju kembali. (Horeeee…!!)

Setelah 1setengah jam kemudian si anak sampai ditujuan pertama!
“Manglayaang!! I’m Coomiiing!!” Teriak si anak tersebut.
Tak berapa lama, penjaga tempat wisata datang dan berbicara
“Maaf, dek. Ini bukan gunung Manglayang. Ini mah Puncak Maribaya”. Dengan sedikit malu-malu tahi ayam, (itu anget-anget ghaz) sang anak mencoba untuk tetap jaim dan tak memperdulikan penjaga itu. Dimulai lah kegiatan survey si anak dengan langkah kaki yang tegap.

Ngecek lokasi pos-posan, prediksi waktu perjalanan, ngecek tempat sholat, ngecek tempat ikhwan akhwat, tempat akhwat ikhwan, ngecek tempat istirahat, ngecek keberadaan Air,… Udara, Api, dan Tanah (Lu kata Avatar!). Pokoknya semua dicek!

Tapi, sahabat sekalian. Ternyata perjalanan tak semulus yang diharapkan. Beberapa kali si anak ini terjatuh, terluka, tikusruk, tijolengkrang, tijalikeuh, dan istilah-istilah jatuh dalam bahasa sunda lainnya telah dialami oleh si anak ini. Dengan muka yang makin kusut, si anak masih mencoba menghibur diri dengan ucapan-ucapan sederhana namun indah maknanya seperti Subhanallah, Alhamdulillah, Astaghfirullah dll.
Akhir waktu, si anak telah berhasil mensurvey tempat pertama dengan membawa banyak hasil dan lebih banyak bekas luka di lutut, siku, dan dagu. (alhamdulillaah). Selesailah hari pertama survey.. (Fyuhhhh..)

Hari-hari berikutnya anak ini mencoba terjun ke ladang amal berikutnya yaitu Gunuuung Manglayaaang!!! Dengan penuh keyakinan bahwa dirinya takkan nyasar ke Maribaya lagi, si anak memulai perjalannya dengan
“Bismillahi Majreeha wa Mursaaha, Inna rabbi Laghafuururrahiim”.

Motor Legendanya kembali berpacu dalam keadaan yang lebih baik dari kemarin. Namun, kondisi cuaca gak sebaik keadaan motor dan ketampanan wajahnya, terdengar suara-suara gemuruh yang saling membalas tanda musim panas akan tiba (Hujan kali ahh..) eh iya hujan. Dan ternyata benar!! Rintik-rintik hujan sedikit-sedikit mulai membasahi permukaan bumi. Pertama ni hujan masih dalam batas toleransi. Pikir si anak hujan ini bakal berhenti dalam waktu beberapa menit saja. Tapi, lama kelamaan, ni awan bercandanye udah kagak lucu lagi, mulai lah butiran-butiran hujan yang turun lebih cepat yang mengambil alih peran dalam membasahi permukaan bumi.

Keputusan si anak untuk kepinggir dulu dan mengambil ponco dari bagasi motor menjadi pilihannya saat itu. Beda dengan motor lain, kalo motor lain buka bagasi cukup dengan kunci motornya, kalo ni anak harus buka bagasi dengan Kunci Inggris!! Waduhh,, dan setelah sekian lama mencoba membuka bagasi motor, ternyata… Ponco yang diharapkan menyapa dari dalam bagasi dengan penuh senyuman itu sama sekali tidak menampakkan batang kupluknya. Oh My Allaah!! What the Luck!! Dengan cukup beristighfar si anak mulai kembali menduduki motornya dan mulai memacu kembali..

Namuuun!! Cerita tak semulus film Dora The Explorer, yang dapar mengusir pencuri dengan begitu mudahnya!! setelah beberapa lama, ni motor jalannya kayak lagi dangdutan, agak gual geol kesana kemari. Si anak mulai ngecek ngeliat ke kanan kiri, ternyata gak ditemukan orang yang lagi nyetel Radio Dahlia atau Rama FM si geboy mania, yang ada pada nyetel MQ FM 102.7 semua.. (heyaaa, promosii) dan pas diliat ke belakang. Ternyata ouh ternyata, ban motor bocor dan arrrrggghhhh!!!! Si anak mulai keliatan ilang tanda-tanda keistiqamahan dalam hatinya (padahal nyatanya enggak). Dengan sabar, anak ini mendorong motor hingga ketemu tukang tambal ban tubeles, dan pokoknya singkat cerita tukang tambal ban berhasil menambal ban belakang tuh motor Legenda si anak.

Masih dalam keadaan hujan, ternyata anak ini sampai pada tujuan surveynya, Gunung Manglayang. Belajar dari pengalaman, si anak pun bersyukur dan berteriak,
“Maribayaaa, I’m Coomiiing!!!” dan tak lama kemudian sang petugas pariwisata datang seraya berkata,
“Dek, ini mah bukan Maribaya, ini mah Manglayang, Alhamdulillah sekarang adek gak nyasar!!”
(lho kok si bapak bisa tau tujuan nih anak). Dengan bersyukur atas ketidaknyasarannya dan tanpa pikir panjang si anak mulai melakukan kegiatan survey seperti biasa. Namun dalam keadaan hujan dan kondisi baju yang basah kuyup!!
Bayangin Bete gak sih?? (Bete sih Nggak, cuman basah aja)
Allahuakbar!!!

Survey ketiga… kembali dengan
“Bismillahi tawakaltu Alallah, la haula walaa kuwwata, illa billahi Al-aliiy al Adziim” Puntang is The Next Destination!! Final Destination!! (kayak film aja) Motor kesayangan kembali dipicu melawan hujan melingkar ke atas gunung dengan percepatan sentripetal yang cukup besar dengan percepatan tangensial juga yang tak kalah tinggi. Muter-muter tiada bosan dan capek-capek tiada patah semangat si anak terus memacu kuda besinya.. sambil nanya-nanya ke warga setempat tentang keberadaan gunung Puntang sebab si anak gak tau pasti tuh gunung adanya di mana?? Bermodalkan ghirah juang yang luar biasa sebagai bensin ruhiyah dan Premium jalantah sebagai bensin motor, si anak seperti tiada lelah memicu dan tiada kapok akan peristiwa motor mogok, basah-basahan karena kehujanan, ataupun ban bocor!! Semua dilakukan full karena Allah!!

Dan lagi-lagi sahabat, ternyata cerita tak semulus film Diego temennya Dora The explorer, melaju dengan kelajuan yang tinggi tanpa didukung oleh shock breaker belakang dan ban depan yang bagus, akhirnya si motor agak slip disebabkan Koefisien gesek aspal dan roda begitu rendah, sehingga terjadilah gaya gesek yang amat kecil dan motor pun slip (Bzzz, Fisikaa..).
Belentranggg!!! Dulipak dung dang dum pak dung dang dut!! (Suara motor jatuh, -harap di imajinasikan) motor pun terperangah, (kok terperangah?) terpelanting ke sisi jalan.. orang orang disana mulai berdatangan dan menanyakan,
“De, gapapa dek? Ada yang luka?? Kepinggir dulu atuh minum dulu, bisi tegang” dan lain-lain, orang-orang terlihat begitu perhatian di pegunungan sana.

Namun, perhatian si anak tersebut langsung kepada motor kesayangan, Honda Legendanya. Dilihat seberapa terlukanya spare part motor tersebut dan seberapa parahnya derita sang Legenda. Dan Alhamdulillah, cuman lecet dikit! Cuman, lecet di Spion kiri, body bagian kiri, setang agak bengkok dikit, spakbor depan jadi monyong gak jelas, Stang motor ilang satu, ban motor belakang berubah jadi ban setum!! (Lho??) yah pkoknya lecet-lecet motor abis kepeleset lah..

akhirnya si anak tersebut mencoba melanjutkan surveynya, dengan hujan-hujanan, menuju gunung Puntang. Singkat cerita, disana kurang lebih sama dengan survey sebelum-sebelumnya, cuman yang bikin asyik, tuh anak pas selesai survey dari Puntang lupa jalan pulang dan bensin yang tersisa juga tinggal sedikit lagi. Karena ceritanya begitu menegangkan, penulis memilih untuk tidak menceritakannya .. (Alah, ngeles si Ghazi..)

Yap, !! Sampailah pada hari tergalau dari hari-hari galau yang pernah ada!! Hari dimana setiap tugas-tugas dikumpulkan dan disetorkan pada ketua Rihlah di dalam sebuah Syuro Besar.. Si anak menceritakan segala hasil surveynya dan hasilnya tanpa menceritakan kenihilan-kenihilan yang dia alami selama mengerjakan tugasnya tersebut.. Dari mulai A sampai Ya, (Huruf hijaiyyah) ia ceritakan, Keadaan di gunung Manglayang listriknya, airnya, tempat shalatnya, keadaan tanahnya, biaya masuk, tempat parkir dan segala macam.. Keadaan di Puncak Maribaya, tentang biaya masuk dan biaya keluarnya (hhe, inget pas rihlah NK AF, yang ad biaya tak terduga, biaya keluar maribaya!!), kedaan alam, kontur tanah dsb, begitu pula keadaan di gunung Puntang, begitu semangat ia ceritakan karena ia tentu merasakan sendiri bagaimana perjuangan dan jerih payah untuk mencapai tuh tempat-tempat.

Namun.. Cerita ini ternyata lebih dramatis daripada Sinetron Tersanjung yang terbit ampe season 6.. sang ketua mengeluarkan fatwanya yang memang lumayan menyakitkan hati anak tersebut, fatwa ketua adalah..
“Teman-teman, Insya Allah tujuan rihlah kita gak jadi ke Maribaya, Puntang, atau Manglayang. Tapi ke Curug Panganten!! Karena kemarin pas liburan saya kesana ama keluarga dan ternyata tempatnya asyik banget buat dipake rihlah!”.
Dan disana pun sang anak tersungkur, tergolepak, dan terperangah atas fatwa yang dikeluarkan sang ketua, dan si anak itu pun cukup sami’na wa atha’na (mendengar dan patuh) kepada sang mas’ul acara.
Tomat..

Ya! Subhanallah, mungkin temen-temen pernah merasakan hal yang kurang lebih mirip seperti cerita di atas. Sahabat pernah bekerja begitu keras, menderita, penuh cobaan, penuh rintangan dan pada akhirnya pekerjaan sahabat dihargai dengan nilai nol.. Namun sahabat.. cobalah ambil sikap seperti sang anak pada cerita di atas. Beliau tidak langsung melawan kebijakan akhir dengan
“Lho kok gituh sih!! Kamu semua gak tau apa kalo saya tuh selama kerja hampir mati ketabrak lah, ban bocor lah, keujanan, jatuh dari motor, nyasar di gunung, motor rusak, kecapean, sakit !! kalian gak nyadar apa! Dan pada akhirnya hasil survey Gue cuman dijadiin bahan ceritaan di rapat terakhir aja gituh, tanpa dihargai sama sekali! Sementara si ketua, cuman modal liburan ama keluarga ke Curug dan membahagiakan dirinya, lantas tuh Curug dijadiin tempat rihlah kita! Tau gitu mending gue ikut liburan aja kali!!”
Mungkin unek-unek seperti demikian yang begitu membuncah di dalam hati kita. Tapi ingat, sahabat…

Ternyata disinilah nikmat keikhlasan itu muncul..
Keikhlasan.. dimana amalan hati ini hanyalah Allah dan diri kita yang mengetahui..
Bahkan malaikat yang mengawasi kita pun tak mengetahui perihal keikhlasan dalam diri dan hati kita..



Ternyata disinilah nikmat keikhlasan muncul..
Dimana kita beramal secara tak diketahui orang lain, hanya khusus ditujukan pada Allah , sang kekasih kita saja..
Jatuh kita, ikhtiar kita, kerja keras kita, penderitaan.. cukuplah Allah yang tersenyum atas pengorbanan kita untukNya..



Sahabat, bukankah Rasul suatu saat pernah berbicara.. bahwa salah satu dari golongan yang akan dinaungi Allah pada hari akhir kelak adalah seorang yang bersedekah dengan tangan kanan sehingga tangan kirinya tak mengetahui apa yang disedekahkan dan dilakukan oleh tangan kanan.

Yap, ternyata disinilah nikmat keikhlasan muncul..
Mungkin kita dilecehkan, mungkin kita dihinakan, mungkin kita di dengki-i, mungkin kita dijauhi oleh teman-teman, mungkin kita di cerca habis-habisan atas kesalahan setitik diantara banyak amalan besar yang kita lakukan yang tak terlihat oleh mereka..

Tapi Laa Taghdob, jangan marah..
Disini.. Allah menguji keloyalitasan kita yang terakhir!! Ketika Allah sudah melihat perjuangan kita, susah payah kita, derita kita, pengorbanan kita, kesungguhan kita sebagai bukti kecintaan kita padaNya.. maka Allah ingin menguji semua hal yang kita lakukan, Allah ingin mengecek semua amal yang kita perbuat kemarin-kemarin dengan sebuah parameter keikhlasan..
Apakah benar, perjuangan, susah payah, derita, pengorbanan, kesungguhan yang kita perbuat.. itu semata-mata karena Allah..?
Atau untuk pujian? untuk terhindarnya dari cercaan manusia? Untuk dianggap produktif oleh teman-teman sekitar? Untuk dikomentari?

Oke, bisa jadi kita tidak bertujuan demikian.. tapi, ketika pekerjaan kita tidak dihargai seperti cerita diatas.. bisa jadi ini juga merupakan ujian berat dari Allah..
Tapi.. pertanyaan lagi... Apakah kita dengan amal-amal yang telah kita lakukan berharap agar amal kita tidak disia-siakan? berharap Tidak dilecehkan? berharap Tidak dijauhi? berharap Tidak di dengki-i?..

Ingat, sahabat.. sesungguhnya yang diterima oleh Allah bukanlah hasil yang spektakuler, bukanlah banyak sedikitnya orang yang mendapat hidayah dari dakwah kita, bukan banyak sedikitnya yang terpengaruh dari apa yang kita kerjakan, bukan banyak sedikitnya jumlah yang dapat menawan dimata manusia..

Sahabat, jangan sampai amalan yang amat banyak yang dilakukan kita untuk Rabb kita.. amalan privasi antara kita dengan Rabb kita.. menjadi amalan berat yang susah payah kita pikul hingga kehadapan Rabb kita, kekasih kita.. pada saat yaumil akhir nanti menjadi amalan yang dilihat oleh kita dan dimusnahkan oleh Allah layaknya debu yang berterbangan tepat didepan mata kita yang terbelalak.. Naudzubillah..
Ingat.. disinilah… Dimana ditemukan Nikmat keikhlasan..

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً -٢٣-
“Dan Kami akan Perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan Jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”
(Al-Furqaan: 23)



Ghazi Azhari
Bandung, Rumah K’Dito, 5 Februari 2010 (21:26)


Anda juga mungkin suka tulisan ini



Widget by Hoctro | Jack Book

Comments (0)

Posting Komentar

Berikan komentar anda disini JIKA Facebook Comment System tidak bekerja sebagaimana mestinya. Pada pilihan [Beri komentar sebagai] Pilih "Name/Url" jika ingin berkomentar dengan mencantumkan nama anda.